Subhanallah... Kisah Memilukan Calon Pengantin yang sehidup semati jadi Korban Kapal Tenggelam di Riau, SHARE YA
Tragedi tenggelamnya kapal pompong di perairan Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Minggu (21/8) pagi demikian memilukan. 15 orang diketemukan tewas serta dua selamat dalam kejadian itu. Yang buat miris, dua diantara korban tewas yaitu pasangan calon pengantin yang tidak lama lagi menyebutkan janji sehidup semati.
Pasangan itu yaitu Hesti Susilawati serta Muslichudin. Berdasar pada info yang dikumpulkan Batam Pos (Jawa Pos Grup), waktu peristiwa, Hesti naik kapal pompong itu bersama kerabatnya yang lain. Mereka yaitu Mustam, Saniati, Wiwid Sugiarto, serta Fitara Ningrum. Subagyo, sang ayah juga turut dalam rombongan.
Hesti beserta keluarganya serta Muslichudin memanglah akan berwisata dari Tanjungpinang ke Pulau Penyengat sebelumnya mengadakan resepsi pernikahan pada 8 September 2016 yang akan datang.
Tetapi nasib berkata lain, maut menjemput keduanya sebelumnya melangsungkan pernikahan di Lorong Buru, Kota Tanjungpinang.
Sejatinya, sebelum pompong berangkat beberapa penumpang menanyakan kondisi laut pada penjual ticket. ”Apakah laut tenang atau tak? Sebab, kami saksikan langit telah gelap, ” tutur Resti Rindasari, 26, korban selamat yang dirawat di RSUD Kota Tanjungpinang, tempo hari.
Pompong memiliki ukuran panjang 7 mtr. serta lebar 1, 5 mtr. itu pada akhirnya pergi meninggalkan dermaga Pelantar Penyengat. Di dalam perjalanan, cuaca lebih buruk. Langit yang awalannya mendung tidak tipis segera mengguyurkan hujan deras dengan dibarengi angin kencang. Tekong (pengemudi) pompong, Said Umarullah, juga menurunkan terpal sebelah kanan supaya penumpang tak basah. Kondisi semakin mencekam. Mesin tempel pompong mendadak mati.
Penumpang mulai panik. Kepanikan itu berupaya diredam Said. ”Tidak apa-apa, telah umum, ” kata Ayin, saapan Resti, menirukan perkataan Said.
Kepanikan makin jadi sesudah lambung perahu bocor. Air laut masuk dari bawah serta ketinggian air telah setinggi betis orang dewasa di perahu. Sebagian orang menangis serta berteriak histeris lantaran pompong bakal terbenam.
”Semua berpekik Allahu akbar. Namun, tekong pompong masihlah saja katakan janganlah cemas. Sampai pada akhirnya kapal itu betul-betul terbenam serta 15 penumpang dinyatakan tewas. Sedang dua penumpang yang lain selamat.
Hesti serta sebagian kerabatnya diketemukan tidak bernyawa sebagian waktu sesudah peristiwa. Sedang sang kekasih Muslichudin baru diketemukan Senin (22/8) pagi. Subagyo, bapak Hesti jadi korban paling akhir yang diketemukan.
Walau tidak pernah menikah, Hesti serta Muslichudin pada akhirnya dapat sehidup semati. (nur/ray/mas/*)
![]() |
Hesti beserta keluarganya serta Muslichudin memanglah akan berwisata dari Tanjungpinang ke Pulau Penyengat sebelumnya mengadakan resepsi pernikahan pada 8 September 2016 yang akan datang.
Tetapi nasib berkata lain, maut menjemput keduanya sebelumnya melangsungkan pernikahan di Lorong Buru, Kota Tanjungpinang.
Sejatinya, sebelum pompong berangkat beberapa penumpang menanyakan kondisi laut pada penjual ticket. ”Apakah laut tenang atau tak? Sebab, kami saksikan langit telah gelap, ” tutur Resti Rindasari, 26, korban selamat yang dirawat di RSUD Kota Tanjungpinang, tempo hari.
Pompong memiliki ukuran panjang 7 mtr. serta lebar 1, 5 mtr. itu pada akhirnya pergi meninggalkan dermaga Pelantar Penyengat. Di dalam perjalanan, cuaca lebih buruk. Langit yang awalannya mendung tidak tipis segera mengguyurkan hujan deras dengan dibarengi angin kencang. Tekong (pengemudi) pompong, Said Umarullah, juga menurunkan terpal sebelah kanan supaya penumpang tak basah. Kondisi semakin mencekam. Mesin tempel pompong mendadak mati.
Penumpang mulai panik. Kepanikan itu berupaya diredam Said. ”Tidak apa-apa, telah umum, ” kata Ayin, saapan Resti, menirukan perkataan Said.
Kepanikan makin jadi sesudah lambung perahu bocor. Air laut masuk dari bawah serta ketinggian air telah setinggi betis orang dewasa di perahu. Sebagian orang menangis serta berteriak histeris lantaran pompong bakal terbenam.
”Semua berpekik Allahu akbar. Namun, tekong pompong masihlah saja katakan janganlah cemas. Sampai pada akhirnya kapal itu betul-betul terbenam serta 15 penumpang dinyatakan tewas. Sedang dua penumpang yang lain selamat.
Hesti serta sebagian kerabatnya diketemukan tidak bernyawa sebagian waktu sesudah peristiwa. Sedang sang kekasih Muslichudin baru diketemukan Senin (22/8) pagi. Subagyo, bapak Hesti jadi korban paling akhir yang diketemukan.
Walau tidak pernah menikah, Hesti serta Muslichudin pada akhirnya dapat sehidup semati. (nur/ray/mas/*)
http://www.suaranetizen.com/2016/08/kisah-memilukan-calon-pengantin-yang-sehidup-semati-jadi-korban-kapal-tenggelam-di-riau.html
Subhanallah... Kisah Memilukan Calon Pengantin yang sehidup semati jadi Korban Kapal Tenggelam di Riau, SHARE YA
Reviewed by Unknown
on
23:25
Rating:
